Menlu Hillary Clinton Promosikan Angklung ke Dunia (Halaman 4)

Menlu Hillary Clinton Promosikan Angklung ke Dunia




Menjelang akhir pertemuan ke-44 Menteri Luar Negeri ASEAN, tepatnya pada tanggal 22 Juli 2011 malam di Hotel Nusa Indah Bali, diselenggarakan acara makan malam. Acara tersebut dihadiri lebih dari 50 menteri luar negeri. Tampak menteri luar negeri Amerika Hillary Clinton dan menteri luar negeri dari negara-negara ASEAN, China, Rusia, Uni Eropa, peninjau, dan tamu dari berbagai negara lain. 

Tentu saja berbagai makanan tradisional dihidangkan, dan berbagai kesenian daerah ditampilkan, seperti tari-tarian tradisional Jakarta, Bali, dan Aceh. Sebagai acara puncak adalah penampilan angklung interaktif oleh Saung Mang Udjo. Semua hadirin dibagikan angklung berbagai tangga nada, kemudian memainkannya bersama-sama dengan dipimpin oleh Daeng Udjo. 

Tampak semua undangan berbahagia. Mereka dihadiahi angklung yang baru saja mereka mainkan sebagai tanda-mata dari Indonesia. “It’s for you, a souvenir from Indonesia”, kata Daeng Udjo sang komandan. 

Malam yang berkesan itu sangat membantu dalam menciptakan iklim yang kondusif. Malam tersebut membuat pertemuan para menteri luar negeri ASEAN dan berbagai pertemuan bilateral lainnya berlangsung sukses. Foto Ibu Hillary Clinton-pun menghiasi berbagai surat kabar di dunia. Berkat angklung, Bu Hillary Clinton-pun menjadi duta Indonesia.


Cermati pertanyaan berikut berdasarkan artikel berita tersebut

  1. Bagaimana bentuk kerja sama Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara di masa globalisasi ini?
  2. Bagaimana peran Indonesia dalam kerja sama tersebut?
  3. Bagaimana peran angklung dalam acara tersebut?

Tugas Mandiri 

Carilah informasi tentang berbagai bentuk kerja sama di bidang sosial dan budaya yang dilakukan oleh Indonesia dengan negara-negara ASEAN. Kamu bisa mencari informasi tersebut di berbagai media, seperti surat kabar, majalah, atau artikel-artikel berita di media elektronik.

Bentuk Kerjasama Indonesia dengan Negara di Asia Tenggara

Bentuk kerjasama Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara diantaranya kerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan.

Dalam bidang ekonomi, sejak KTT I di Bali tahun 1976, para menteri ekonomi ASEAN telah meningkatkan kegiatan mereka. Dalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN dinyatakan bahwa dalam rangka kerjasama di bidang ekonomi beberapa program kegiatan telah disetujui, yaitu antara lain :
Komoditi utama, terutama pangan dan energy, kerjasama di bidang industri, kerjasama di bidang perdagangan, pendekatan bersama atas persoalan komoditi internasional dan persoalan ekonomi di luar kawasan ASEAN serta mekanisme kerjasama ekonomi ASEAN. Pada sektor perdagangan dan pariwisata, kegiatan-kegiatan sektor ini telah mencapai banyak hasil yang nyata. Sejak bulan Januari 1978 telah berlaku perjanjian Preferensi Perdagangan. Perjanjian tersebut telah disahkan oleh kelima negara anggota ASEAN pada tahun 1977. Selama ini pengurangan tarif pada umumnya berkisar antara 10%-20%. Pengurangan sebesar ini dirasakan sangat kurang dan mulai tahun 1981 diharapkan semua negara ASEAN dapat melaksanakan pengurangan sampai 20%-25% untuk komoditi yang tercantum dalam PTA. Dalam upaya meningkatkan ekspor, diusahakan kerjasama dengan pemerintah Belanda dan Pasar Bersama Eropa.

Selanjutnya pada tahun 1981 telah dibuka ASEAN Trade Promotin Centre di Rotterdam yang didahului oleh suatu ASEAN Food Fair. Dalam rangka mengingkatkan ekspor ke Jepang dan untuk menggalakkan investasi serta arus wisata Jepang ke Negara-negara ASEAN, dengan kerjasama pemerintahan Jepang, telah didirikan ASEAN Promotion Centre Of Trade, Investment and Tourism di Tokyo. Dalam sector pariwisata ini sendiri telah diusulkan sebuah proyek mengenai ASEAN sebesar 25% potongan tarif biasa dalam rangka kerjasama dengan perusahaan-perusahaan penerbangan ASEAN. dan di Sektor Industri, Pertambangan dan Energi dimana pada tahun 1978 telah diselesaikan suatu Draft Basic Agreement In ASEAN Industrial Projects (Konsep Persetujuan Dasar tentang Proyek-Proyek Industri ASEAN). Kemudian perjanjian tersebut ditandatangani oleh Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN pada tahun 1980. Dalam hubungan ini, pada tahap pertama telah disepakati pendirian sebuah proyek industry ASEAN di tiap-tiap Negara anggota yakni : Proyek Pupuk Urea di Indonesia, royek Pupuk Urea di Malaysia, proyek Super Fosfat di Filipina, proyek Mesin Diesel di Singapura dan proyek Abu Soda di Thailand.





Powered by Blogger.