Kehidupan Nelayan Indonesia (Halaman 106)

Para nelayan dan pedagang ikan bertemu di sebuah tempat pelelangan ikan di salah satu tempat di Banda Aceh, Provinsi Nangroe Aceh Darusalam. Tempat pelelangan ikan merupakan tempat bertemunya para pembeli ikan dan para nelayan yang telah menangkap ikan. Para pembeli di pelelangan ikan, biasanya adalah para pedagang. Mereka akan menjual kembali hasil tangkapan para nelayan ini, kepada para konsumennya.


Tempat pelelangan ikan ramai setiap hari pada musim tangkap ikan. Akan tetapi, jika gelombang laut sedang besar dan cuaca buruk, tempat ini menjadi sepi. Para nelayan tidak dapat melaut, sehingga mereka tidak punya hasil tangkapan yang bisa dijual. Begitulah kehidupan para nelayan.

Para nelayan juga harus memelihara laut tempat mereka mencari ikan. Mereka tidak menggunakan zat berbahaya seperti racun dan bom ikan yang akan memusnahkan isi laut. Mereka menggunakan peralatan sederhana, seperti jala ikan biasa dan menggunakan perahu nelayan tradisional. Ketika perahu mereka telah penuh dengan muatan ikan, mereka akan kembali ke pantai untuk menjual tangkapan mereka. Mereka harus memastikan laut mereka tidak tercemar oleh zat-zat berbahaya yang dapat mengancam kehidupan biota laut dan kehidupan mereka sendiri.
 

Kehidupan para nelayan pun diwarnai dengan serangkaian kegiatan yang telah diturunkan dari nenek moyang mereka. Beberapa kegiatan seperti Perayaan Petik Laut dilakukan untuk memberikan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Acara ini pun dimaksudkan agar mereka terlindung dari bahaya dan laut menghasilkan banyak ikan untuk ditangkap.
---

Hal-hal Penting dari Bacaan di atas


Paragraf Pertama
  1. Para nelayan dan pedagang ikan bertemu di sebuah tempat pelelangan ikan.
  2. Tempat pelelangan ikan merupakan tempat bertemunya para pembeli ikan dan para nelayan yang telah menangkap ikan. 
  3. Para pembeli adalah para pedagang yang akan menjual kembali ikan kepada para konsumennya.
Paragraf  Kedua
  1. Tempat pelelangan ikan ramai setiap hari pada musim tangkap ikan.
  2. Jika gelombang laut sedang besar dan cuaca buruk para nelayan tidak dapat melaut
  3. Sehingga mereka tidak punya hasil tangkapan yang bisa dijual.
Paragraf  Ketiga
  1. Para nelayan juga harus memelihara laut tempat mereka mencari ikan. 
  2. Mereka menggunakan peralatan sederhana, seperti jala ikan biasa dan menggunakan perahu nelayan tradisional. 
  3. Mereka harus memastikan laut mereka tidak tercemar oleh zat-zat berbahaya.
Paragraf  Keempat
  1. Kehidupan para nelayan diwarnai dengan serangkaian kegiatan yang telah diturunkan dari nenek moyang mereka. 
  2. Perayaan Petik Laut dilakukan untuk memberikan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Garisbawahi pokok pikiran di setiap paragraf dari bacaan di atas. Lalu buatlah pertanyaan dengan menggunakan kata tanya yang sesuai. Kamu dapat menggunakan kata tanya: apa, siapa, mengapa, kapan, bagaimana, dan di mana. Tuliskanlah pertanyaan dan jawabannya pada tempat yang tersedia berikut ini.

  1. Siapa saja yang bertemu di tempat pelelangan ikan? (Nelayan dan pedagang ikan)
  2. Kapan biasanya tempat pelelangan ikan ramai? (Setiap hari pada musim tangkap ikan)
  3. Bagaimana cara para nelayan harus memelihara laut tempat mencari ikan?(Tidak menggunakan zat berbahaya dan alat tangkap sederhana)
  4. Siapa yang mempengaruhi kehidupan para nelayan? (Nenek moyang mereka)
Tuliskanlah pemahamanmu tentang isi bacaan dalam tulisan satu paragraf berikut.

    Para nelayan dan pedagang ikan bertemu di sebuah tempat pelelangan ikan. Tempat pelelangan ikan ramai setiap hari pada musim tangkap ikan. Para nelayan juga harus memelihara laut tempat mereka mencari ikan. Kehidupan para nelayan diwarnai dengan serangkaian kegiatan yang telah diturunkan dari nenek moyang mereka.
Powered by Blogger.