Kegiatan yang Dilakukan Keluarga untuk Menghindari Banjir (Hal. 9)

Kesadaran Lingkungan

Menumbuhkan sifat dan sikap bersama-sama bahwa lingkungan tempat tinggal atau wilayah penting sekali untuk dijaga, merupakan faktor terpenting untuk mengatasi banjir. Jika hal ini tidak bisa dilakukan, tentu saja kepentingan pribadi masing-masing akan muncul seenaknya. Ada yang berusaha menjaga dan mementingkan lingkungan, namun bersamaan dengan itu pula muncul sikap berlaku seenaknya dan tidak mementingkan lingkungan agar terbebas dari banjir.

Hal tersebut dapat dilakukan di tingkat individu dalam keluarga maupun secara bersama di masyarakat dan dibantu oleh tangan pemerintah, ketua RT, ketua RW.

Hal yang dapat dilakukan di tingkat keluarga:

1. Rajin membersihkan saluran air
2. Membuang sampah pada tempatnya
3. Menanam pohon atau tanaman di area sekitar rumah
4. Membuat lubang biopori
  • Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
  • Cara membuatnya cukup mudah, kita cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm dengan panjang kira-kira sebesar 100 cm. Semakin banyak lubang biopori di halaman rumah, kita semakin aman dari bahaya banjir. 
  • Membuat sumur resapan. Sumur resapan adalah sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur serapan berfungsi untuk membantu penyerapan air hujan ke dalam tanah dan kembali ke siklus air yang semestinya sehingga tidak menggenang di permukaan dan menyebabkan banjir. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah.
Kegiatan pencegahan yang dilakukan secara bersama di lingkungan masyarakat:

1. Membuat saluran air baik misalnya saluran di pinggir jalan, di dengan perencanaan yang baik

2. Mendirikan konstruksi pencegah banjir di sekitar sungai.
  •  Bendungan, yang memiliki bentuk seperti kolam air raksasa. Fungsinya untuk tempat menampung air dengan ukuran yang sangat besar. Selain itu, bendungan dapat difungsikan untuk pengairan, tempat pemancingan, atau tempat untuk pembangkit tenaga listrik.
  • Tanggul, yang merupakan bangunan yang berbentuk tembok yang memagari pinggiran sungai. Bangunan ini dibuat untuk mencegah air meluap ke daerah-daerah yang berada di sekitar sungai.
  • Kanal air, yang merupakan sungai buatan untuk mengalirkan air sungai sehingga air sampai ke laut.
2. Melestarikan Hutan

3. Proyek Pendalaman Sungai. 

Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurang. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.
Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai. Bila proses ini dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.

4. Penggunaan Paving Stone untuk Jalan 
Pembangunan jalan setapak dengan sistem paving block dapat membuat jalan lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan penggunaan aspal, sehingga apabila hujan turun air banjir dapat terserap ke dalam tanah dengan cepat.
Di Negara berkembang seperti Amerika serikat telah diluncurkan jalan yang menggunakan photocatalytic cement, sebuah cara paving permukaan terbaru. Jalan inmengandung partikel nano dari titanium dioksida. Dengan partikel ini, jalan tersebut mampu "memakan" asap dan menghapus gasnitrogen oksida dari udara. Selain itu, lebih dari 60 persen sisa kontruksi bisa didaur ulang.
5. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk mencegah terjadinya banjir. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30 % dari luas wilayah. Hampir disemua kota besar di Indonesia, Ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10% dari luas kota.
Powered by Blogger.