PAI61
Kisah Nabi Zakaria a.s.
Dalam usia yang masuk uzur, Zakaria a.s. merindukan kehadiran seorang putra. Ia khawatir jika hingga ajal dicabut belum juga memiliki keturunan, maka siapa nanti yang akan meneruskan perjuangan syiar agama-Nya.
Pada suatu hari Nabi Zakaria bertandang kerumah Maryam kemenaknnya, di meja rumah Maryam tersedia buah-buahan yang berbuah di musim panas. Zakaria heran dan bertanya dalam hati : kenapa ada buah musim panas padahal ini adalah musim dingin. Zakaria bertanya kepada Maryam, dan jawab Maryam : “Saya selalu dan tidak henti-hentinya bermunajat kepada Allah dan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah”
Dari kejadian itu itulah Zakaria AS tak pernah berhenti bermunajat kepada Allah SWT, minta agar Dzat Yang Maha Perkasa memberinya anak.
“Yaa, Allah, yaa Rabb. Janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri. Engkau sebaik-baiknya Dzat yang memberi keturunan. Yaa, Tuhanku, telah lemah tulang belulangku, telah penuh uban di kepalaku, dan bukanlah aku seorang sial dalam berdoa kepada-Mu. Sedangkan istriku adalah seorang perempuan mandul, berilah kepadaku dari karunia-Mu seorang anak yang kelak akan menjadi penggantiku,” doa Zakaria a.s. tak berhenti hanya sekali. Ia tak ingin kobaran semangat syiar agama yang ada di pundaknya terputus gara-gara tidak punya keturunan. Sementara kondisi rahim sang istri sudah tidak mungkin untuk melahirkan anak.
Gundah hati Zakaria a.s. segera pula dijawab oleh Allah SWT. Melalui Sang Malaikat, Dia berkata, “Bukankah Allah yang menjadikanmu, sedang sebelumnya kamu tidak ada? Dan Tuhan itu pulalah yang akan memberi engkau anak?”
Tanda-tanda kebesaran Sang Illahi pun terjadi. Istri Zakaria a.s. yang sudah uzur dengan rahim yang mandul suatu ketika diketahui hamil. Dari rahim sang istri itulah lahir seorang bayi laki-laki.