Apa Akibat Jika Manusia Tidak Memperoleh Air Bersih?

Krisis Air Bersih

Air adalah kebutuhan mendasar manusia, tanpa air lingkungan akan kering dan manusia akan mati. Sehingga kondisi air yang bersih sangat dibutuhkan. Krisis air bersih yang berkepanjangan menyebabkan dampak yang buruk pada segala hal. Tanggal 22 Maret setiap tahun mungkin tak memberi arti apa-apa bagi kita. Kita masih merasa hidup di daerah yang berlimpah air sehingga tanggal itu lewat begitu saja. Seharusnya pada tanggal itu, kita sebagai warga Indonesia maupun warga dunia tersadarkan bahwa ketersediaan air mulai bermasalah. Tanggal itu merupakan Hari Air Sedunia (World Water Day). 

Dari waktu ke waktu sumber daya air bersih makin berkurang akibat pertambahan penduduk. Air bersih juga terpolusi oleh kurang lebih dua juta ton sampah setiap hari. Polusi ini muncul dari kegiatan sektor industri, kotoran manusia, dan kegiatan sektor pertanian. Tidak ada data yang pasti soal produksi limbah cair. Akan tetapi, salah satu sumber memperkirakan produksi limbah cair mencapai 1.500 kilometer kubik. Bila saja satu liter limbah cair mencemari delapan liter air bersih, maka setidaknya 12.000 kilometer kubik air bersih terpolusi di seluruh dunia. Sedangkan estimasi dampak dari perubahan iklim dunia terhadap sumber air menyebabkan kelangkaan air global hingga 20 persen.

Pada pertengahan abad ini atau pada tahun 2050, setidaknya enam milyar manusia di 60 negara akan mengalami kelangkaan air bersih. Bahkan, dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, laporan itu memprediksikan rata-rata pasokan air untuk tiap orang akan turun sepertiganya.

Di Bidang Kesehatan

 Kelangkaan air bersih menimbulkan masalah yang pelik pada sektor kesehatan. Setidaknya ada 20-30 jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang hidup dalam air. Penelitian WHO mengenai penyediaan air bersih dan sanitasi dengan kesehatan, mengemukakan beberapa penyakit lain seperti: kolera, hepatitis, polimearitis, typoid, disentrin trachoma, scabies, malaria, yellow fever, dan penyakit cacingan. Berbagai penyakit juga muncul terkait dengan ketersediaan air di negara berkembang seperti diare, malaria, dan skabies. Pada tahun 2000 setidaknya terdapat 2,2 juta kematian karena sanitasi air yang rendah. Sekitar satu juta manusia meninggal karena malaria. Di Indonesia terdapat empat dampak kesehatan besar disebabkan oleh pengelolaan air dan sanitasi yang buruk, yakni diare, tipus, polio dan cacingan. Penyakit yang paling sering menyerang saat krisis air bersih melanda adalah diare. Penyakit yang juga populer dengan nama muntah berak (muntaber) ini bisa dikatakan sebagai penyakit endemis di Indonesia

Di Bidang Ekonomi


Krisis air bersih memberikan dampak pada bidang ekonomi. Di Indonesia, sekitar 65% penduduk Indonesia menetap di pulau jawa yang luasnya hanya 7% dari seluruh luas daratan Indonesia sementara potensi air yang dimiliki hanyalah 4,5% dari total potensi air di Indonesia. Disisi lain kondisi sumber-sumber air semakin parah, khususnya di negara-negara miskin karena masalah pencemaran dan limbah. Maka pengadaan air banyak dilakukan oleh swasta untuk menyediakan air atau privatisasi air.
Karena seluruh biaya pengelolaan dan perawatan jaringan air dan sumber air lainnya bergantung semata pada pemakai dalam bentuk tarif. Dengan komersialisasi air, mereka yang memiliki uang paling banyaklah yang akan mendapat air paling banyak. Masyarakat miskin yang tidak punya uang justru makin sulit mendapat air sehingga banyak orang yang tidak mampu mendapat air sehat untuk minum. 

Di Bidang Pertanian dan Perikanan

Dalam masalah kekurangan air, negara-negara miskin paling banyak merasakan dampaknya. Negara-negara ini membutuhkan air dalam jumlah besar untuk bidang irigasi. Lahan pertanian membutuhkan air, yang diperoleh antara lain dari hujan. Sifat hujan ini hanyalah musiman dan sering tidak tentu. Dengan adanya jaringan irigasi, ketersediaan air lebih terjamin. Jika ketersediaan air bersih untuk irigasi tidak diperoleh dan kondisi kemampuan para petani dipedesaan yang amat rendah dan bahkan sedikit punya kelebihan persediaan bahan makanan, maka pada musim paceklik/kemarau yang panjang akan mengakibatkan terjadinya bahaya kelaparan. 

Di bidang perikanan, budidaya air tawar maupun air payau serta pengolahan produk hasil perikanan pada umumnya dilakukan oleh usaha kecil. Jika ketersediaan air bersih tidak diperoleh, maka usaha ini tidak akan berjalan, dan mereka tidak bisa menghasilkan produk ikan air tawar dan masyarakat pun sulit mendapatkan ikan air tawar.

(damaruta.blogspot.com dari www.unisosdem.org, nonayoma.blogspot.com dll)
Powered by Blogger.