Si Hitam (Halaman 33-35)

Si Hitam
(Oleh Diana Karitas) 


Kak Irma mendapati adiknya, Rina menangis tersedu di teras rumah. Kak Irma yang gres pulang kuliah segera memeluk adiknya yang masih kelas enam itu. Keadaan rumah terlihat sepi, tidak ibarat biasanya. Ia tahu ayah dan ibu masih di kantor, tetapi biasanya keadaan rumah tidak sesepi ini.
“Kenapa, Dik?” tanya Kak Irma. Rina tak segera menjawab. Ia malah tersedu semakin keras. Mbak Tati, yang biasa menemani Rina bergegas tiba menghampiri mereka memasuki pekarangan rumah. Mbak Tati tampak terengah dan berkeringat.
“Ada apa, Mbak? Mbak Tati dari mana? Mengapa Rina ditinggal sendiri di rumah?” tanya Kak Irma tanpa melepas pelukannya kepada adiknya.
“Ini, Kak Irma. Si Hitam tidak pulang sedari tadi. Saya tadi berusaha mencarinya ke seluruh komplek ini. Tetapi saya tidak menemukannya,” jawab Mbak Tati dengan wajah panik.
Segera Kak Irma tersadar. Rumah yang sepi, tidak ada bunyi manja kucing kesayangan Rina. Ternyata ini penyebab Rina sedih. Kucing kesayangannyabelum kembali.
“Kak Irma, apa yang bisa kita lakukan semoga Si Hitam kembali, Kak? Si Hitam niscaya bersedih mencariku. `Bagaimana ia akan makan? Bagaimana ia akan tidur? Pergi ke manakah kucing kecil itu?” tanya Rina masih tersedu.
“Ah, Kak Irma punya ide. Semoga berhasil. Mbak Tati, tolong temani Rina sebentar ya!” pinta Kak Irma kepada Mbak Tati sambil melepas pelukannya.
Kak Irma segera mengambil telepon genggamnya dari dalam tasnya. Ia tampak sedang mencari-cari sesuatu dari dalam telepon genggam itu.
“Rina, apakah kau pernah memakai telepon genggam Kakak untuk menyimpan foto Si Hitam?” Tanya Kak Irma.
“Pernah, Kak!” jawab Rina. Tampak wajahnya mulai berbinar.
“Baik, Kakak cari dulu,” kata Kak Irma sibuk mencari foto Si Hitam di dalam telepon genggamnya.
“Ah, ini foto Si Hitam!” Teriak Kak Irma.
“Apa yang hendak Kakak lakukan dengan foto Si Hitam? Apakah Kakak akan menyebar foto itu?” tanya Rina penasaran. Ia sedikit lupa dengan kesedihannya.
“Tepat sekali, adikku yang cerdas! Kakak terpikir beberapa cara, Rin. Pertama, Kakak akan cetak gambar Si Hitam beberapa lembar, kemudian menempelkannya di beberapa lokasi di sekitar sini. Kamu dan teman-temanmu bisa membantu menempelkannya. Kedua, Kakak bisa menyebarkannya secara digital kepada teman-teman Kakak, atau kenalan Ayah dan Ibu melalui telepon genggam ini. Dengan begitu, banyak orang akan ikut mencari kucingmu!” terperinci Kak Irma dengan bersemangat.
Kak Irma mulai sibuk menekan-nekan penggalan telepon genggamnya. Setelah beberapa lama, ia masuk ke dalam rumah dan mulai membuka komputer jinjingnya. Ia terlihat sibuk. Ia menyalakan mesin pencetak, dan tak usang kemudian beberapa lembar kertas dengan gambar Si Hitam dan keterangan di bawahnya mulai muncul. Rina bergegas mengambil kertas-kertas itu.
Rina bergegas menuju pesawat telepon di akrab televisi. Ia menelepon beberapa temannya yang tinggal tidak jauh dari rumah mereka. Ia meminta mereka untuk membantunya menempelkan kertas berisi keterangan perihal Si Hitam, kucingnya yang hilang. Tidak berapa lama, tiga sobat Rina tiba dengan memakai sepeda. Tanpa menunggu lama, mereka mengambil kertas-kertas yang telah dicetak gambar Si Hitam. Mereka bergegas berangkat bersama Rina. Sementara, Kak Irma juga tak henti menelepon temantemannya untuk meminta pertolongan mencari kucing adiknya. Telepon genggam Kak Irma pun berbunyi beberapa kali. Kak Irma sibuk menjelaskan ciri-ciri Si Hitam melalui telepon genggamnya.
Tak usang berselang, Rina dan teman-temannya telah kembali pulang. Kak Irma dan Mbak Tati meminta mereka tetap menemani Rina yang terlihat cemas. Lalu, telepon Kak Irma kembali berbunyi.
“Halo. Ya, betul dengan saya sendiri,” jawab Kak Irma melalui telepon genggamnya.
“Benarkah? Ya, betul, itu kucing kami. Kucing itu mempunyai tanda pengenal di kalungnya. Wah, terima kasih, Pak! Kami tunggu di rumah, ya Pak. Ya, alamatnya ada di kertas yang kami sebar tadi. Terima kasih banyak, Pak!” Kak Irma menutup pembicaraan dengan lawan bicaranya dengan wajah gembira. Melihat itu, Rina dan teman-temannya bersorak kegirangan! Kucing Rina telah ditemukan dan akan segera diantarkan!
“Terima kasih teman-teman. Kalian telah membantuku menemukan kucing kesayanganku! Apa alhasil kalau tidak ada kalian semua!” kata Rina sambil memeluk teman-temannya.
“Jangan khawatir, Rin. Itulah gunanya teman,” jawab salah satu sobat Rina.
“Terima kasih juga, Kak Irma! Kakak memang hebat!” seru Rina sambil memeluk kakaknya.
“Sama-sama, Rin. Berkat teman-teman kamu, juga berkat telepon genggam abang ini, dilema kita bisa diselesaikan dengan lebih cepat!” kata Kak Irma sambil mengatakan telepon genggamnya dengan bangga.
“Wah, berarti kapan-kapan saya bisa pinjam telepon genggam Kakak, untuk mencari barang-barangku yang hilang!” seru Rina sambil mengedipkan matanya ke arah kakaknya.
“Hmm… Kamu anak-anak untuk memakai telepon genggam ini! Bahaya!” goda Kak Irma sambil berlalu dari Rina.

Perhatikan baik-baik cerita fiksi di atas untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut
1. Bagaimana menurutmu cerita fiksi di atas? Apakah kamu menyukai ceritanya? Mengapa?

Cerita yang sangat bagus. Saya menyukainya cerita tersebut. Karena cerita tersebut menceritakan tentang salah satu manfaat pemakaian ilmu pengetahuan/teknologi modern yang menjadi salah satu ciri dari masyarakat modern

2. Masih ingatkah kamu tentang tokoh utama dan tokoh tambahan dalam sebuah cerita fiksi? Menurutmu apakah perbedaan keduanya?

Ya, Perbedaannya adalah tokoh utama merupakan tokoh yang banyak diceritakan di dalam sebuah cerita, sedang tokoh tambahan merupakan tokoh yang mendukung tokoh utama

3. Bagaimanakah caramu untuk menentukan tokoh utama dan tokoh tambahan dari cerita tersebut?

Tokoh utama dan tokoh tambahan biasanya ditentukan dengan melihat seberapa sering sang tokoh muncul dalam cerita atau dialog di dalam cerita tersebut. Kita juga dapat menentukannya dengan melihat jalan cerita, dan tentang siapa cerita tersebut. Tokoh tambahan biasanya mendukung tokoh utama, peran tokoh tambahan salah satunya untuk memperjelas watak tokoh utama.

a. Tokoh utama sering berbicara/dibahas cerita
b. Tokoh tambahan hanya muncul beberapa tidak sebanyak tokoh utama
c. Tokoh utama biasanya muncul di tengah cerita
d. Tokoh tambahan biasanya muncul di tengah cerita
e. Tokoh utama biasanya bersifat Protagonis (Baik) dan Antagonis (jahat)
f. TOkoh tambahan biasanya berperan sebagai penengah




Ayo Menulis

Berdasarkan cerita fiksi Si Hitam, lakukanlah kegiatan berikut ini
1. Gunakan diagram di bawah ini untuk menjelaskan tentang tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita si Hitam.

2. Jelaskan gambar tersebut dengan menuliskan beberapa kata kunci tentang sifat dan ciri fisiknya dan mengapa kamu menggambarkannya demikian. Gunakan dua kotak berikut untuk mengerjakannya!

Buatlah sebuah ringkasan dari cerita Si Hitam dalam satu paragraf. Tuliskanlah di tempat yang telah tersedia berikut ini

Kak Irma baru saja pulang sekolah. Ia mendapati adiknya yang bernama Rina menangis. Kak Irma segera menanyakan sebab Rina menangis. Rina menangis karena tidak mendapati kucingnya yang bernama si Hitam ada di rumah, dan Rina kuatir jika si Hitam tidak pulang kembali. Segera Kak Irma menuju ke dalam untuk mencetak foto si Hitam yang ada di telepon genggamnya melalui printer, dan segera meminta Rina untuk menyebarkan foto si Hitam yang sudah selesai dicetak bersama dengan teman-teman Rina. Kak Irma juga menghubungi teman-temannya untuk mencari keberadaan si Hitam. Beberapa jam kemudian telepon genggam Kak Irma berbunyi dan salah satu kenalannya memberitahukan keberadaan si Hitam dan kenalannya tersebut akan mengantarkan si Hitam pulang. Rina tentu gembira dan bersyukur karena berkat teknologi permasalahannya terselesaikan.

Ayo Berlatih

Lakukanlah kegiatan berikut ini di dalam kelompok yang terdiri atas 3 orang
1. Perhatikan kembali kisah fiksi berjudul si Hitam. Bacalah dengan saksama. Lalu, carilah insiden persatuan dan kesatuan yang ada dalam kisah tersebut.
Jawaban :
Kak Irma bersatu dengan Rina pundak membahu mencari cara menemukan si Hitam. Rina dan teman-teman Rina mengembangkan gambar si Hitam.

2. Gambarkanlah insiden dalam kisah tersebut sesuai dengan imajinasimu dalam kertas karton ukuran A4 yang dibagi dua.

3. Pada penggalan samping gambar, buatlah sebuah gambar lain yang menceritakan insiden persatuan dan kesatuan yang terjadi di sekolahmu.

4. Gunakan gambar tersebut untuk menceritakannya di depan kelompok lain.

Persatuan dan kesatuan dalam ruang lingkup yang kecil atau sederhana terdapat dalam keluarga. Bagaimana antara abang dan adik tercipta persatuan dan kesatuan, semoga tercipta kerukunan dan keharmonisan dalam keluarga.

Persatuan dan kesatuan juga bisa diciptakan di lingkungan sekolah, terutama ketika gotong royong menerima kiprah kelompok, bagaimana kiprah dibagi masing-masing anggota kelompok. Tanpa persatuan dalam kelompok belajar, maka kiprah yang diterima akan sulit terselesaikan dengan baik.

Sumber: Buku Tematik Kelas 6 Tema 9
Powered by Blogger.