Proyek Rino (Halaman 46)

Proyek Rino

”Kenapa, Rin? Kok mukanya cemberut begitu?” tanya Kak Argia membuyarkan lamunan Rino. Suasana rumah sepi. Ayah masih di kantor dan Ibu sedang bertandang ke rumah tetangga yang sedang sakit. Hari ini, Kakak Argia tidak ada kuliah, sedang Rino baru pulang sekolah. Masih dengan seragam lengkapnya, Rino duduk termangu di teras rumah.


”Kenapa, Rin? Kok mukanya cemberut begitu?” tanya Kak Argia membuyarkan lamunan Rino. Suasana rumah sepi. Ayah masih di kantor dan Ibu sedang bertandang ke rumah tetangga yang sedang sakit. Hari ini, Kakak Argia tidak ada kuliah, sedang Rino baru pulang sekolah. Masih dengan seragam lengkapnya, Rino duduk termangu di teras rumah.

“Wah, itu proyek sekolah yang bagus! Dengan begitu kamu dituntut kreatif dan juga berpikir ekonomis. Dulu waktu kakak seusiamu, kakak belum pernah dapat tugas seperti itu.” kata Kak Argia sambil mendekati Rino.

“Tapi itu kan tugas yang sulit, Kak. Rino kan belum pernah punya pengalaman seperti ini. Mana ini tugas perorangan, lagi.” kata Rino. Kali ini, ia benar-benar cemberut.

“Hei, Gurumu tahu kemampuan siswanya, sehingga tidak akan memberikan tugas yang melebihi kemampuannya. Tugas ini boleh dibantu, kan?” hibur Kak Argia.

“Ah! Betul! Itu yang dikatakan Bu Guru. Tugas ini boleh dibantu orang tua. Tetapi, orang tua hanya boleh mengarahkannya, tidak boleh mengerjakannya. Jadi semua yang akan mengerjakan aku, Kak. Nah, sepertinya aku bisa minta tolong Kakak juga, dong!” Rino bersemangat menjelaskan arahan Bu Guru tadi sebelum pulang sekolah. Kali ini, mata Rino berbinar-binar.

“Boleh. Hari ini Kakak tidak ada kuliah, jadi kita bisa memulainya setelah kamu makan siang. Sekarang, ganti baju seragammu, makan siang, terus kita kerjakan. Setuju?” kata Kak Argia sambil bergegas memasuki rumah. Rino pun senang bukan kepalang. Ia segera melakukan yang disarankan kakaknya dan siap di ruang tengah dalam waktu setengah jam.

Rino dan Kak Argia pun terlihat sibuk berdiskusi. Rino memegang buku dan pensil untuk membuat daftar barang-barang yang disukai teman-teman sebayanya yang bisa dibuat sendiri. Ia menulis beberapa jenis makanan, mainan dan alat tulis. Ia juga menuliskan beberapa hingga hiasan seperti gantungan kunci, kartu pembatas buku, hingga hiasan dinding sederhana. Rino terlihat sangat bersemangat. Kak Argia pun terlihat sabar membantunya.

“Nah, dari daftar barang tersebut, kamu tentukan barang yang mudah dibuat. Selain mudah di buat, barang tersebut juga harus disukai oleh temantemanmu, sehingga mereka mau beli,” saran Kak Argia. “Lalu, nanti kita akan cari tahu cara membuatnya,” jelas Kak Argia.

“Cari tahu di mana, Kak? Kukira Kakak tahu cara membuatnya,” tanya Rino dengan wajah agak terkejut. Kak Argia tersenyum sambil meninggalkan Rino dan masuk ke kamarnya. Tak lama berselang, Kak Argia telah duduk di samping Rino dengan membawa komputer jinjingnya.

“Nah, mari kita gunakan teknologi untuk membantu memecahkan masalahmu, Rin! Kakak akan membantumu mencari tahu cara membuatnya melalui internet. Dengan internet, kita dapat terhubung dengan berbagai situs yang dapat membantu kita, tergantung bagaimana kita mencari dan menggunakannya. Di sini, kamu juga bisa mencari ide untuk menentukan bentuk gantungan kunci yang kamu mau!” Kak Argia menjelaskan sambil tangannya lincah menggerakkan jarinya mencari yang ia perlukan melalui komputer jinjingnya.

Rino terkagum-kagum melihatnya. “Wah, Kakak hebat! Terima kasih sekali, Kak,” tatap Rino tak percaya.

“Tapi, Rin. Kamu hanya boleh menggunakan atau membuka situs-situs itu dengan ditemani Kakak atau orang dewasa lainnya, ya. Kamu belum cukup umur untuk membuka situs-situs melalui internet itu. Tidak semua yang dapat terhubung dengan internet itu sesuai dengan usiamu,” jelas Kak Rino.

“Baiklah, Kak Argia, yang penting kita bisa selesaikan proyek ini, ya! Terima kasih, lho Kak!” seru Rino riang.



Dalam sebuah cerita fiksi biasanya terdapat satu tokoh utama dan satu atau lebih tokoh tambahan. Tokoh keduanya biasanya ditentukan dengan melihat seberapa sering sang tokoh muncul dalam cerita atau dialog di dalam cerita tersebut. Kita juga dapat menentukan tokoh utama dan tokoh tambahan dengan melihat jalan cerita, dan tentang siapa cerita tersebut. Tokoh tambahan biasanya mendukung tokoh utama dalam cerita fiksi. Peran tokoh tambahan salah satunya untuk memperjelas watak tokoh utama.  


Lakukanlah kegiatan berikut ini dengan mengikuti petunjuknya. 

1. Sediakan kertas ukuran A4 atau folio. Gunakan format diagram berikut ini untuk menuliskan tokoh utama, tokoh tambahan, watak, dan tempat terjadinya cerita fiksi “Proyek Rino”

2. Pada tempat yang disediakan, tuliskan isi cerita dari cerita fiksi di atas.

Diagram "Proyek Rino"





Powered by Blogger.