Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam dan Masa Penjajahan Belanda (Hal. 39)

Manusia dan masyarakatnya senantiasa berubah, begitu juga dengan masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia berubah dari waktu ke waktu, mulai dari masa kerajaan, penjajahan, sampai pada masa kemerdekaan. Pada masa penjajahan Belanda dan masa Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara masyarat juga mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat dari bidang Agama, Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan. Berikut ini beberapa contoh perubahan masyarakat pada masa penjajahan Belanda dan masa Kerajaan Islam.

1. Bidang Agama

Masa Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Pada waktu itu agama Islam banyak dianut oleh masyarakat di bagian barat Indonesia, Sulawesi, dan Maluku Utara. Agama Islam dengan diterima dan dianut oleh raja kerajaan-kerajaan di Indonesia. Dengan demikian, rakyat akan mengikuti agama yang dianut oleh rajanya. Misalnya di Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Malaka, Gowa-Tallo, dan lain-lain. Agama Islam berkembang dengan sangat pesat.

Masa Penjajahan Belanda
Pada masa penjajahan telah berkembang banyak agama, seperti Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan Katholik. Namun para penjajah, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur sangat gencar menyebarkan agama Kristen dan Katolik melalui sistem misionaris, seperti di Maluku. hal ini sejalan dengan salah satu semboyan penjajah 3G, yakni Gold, Glory, and Gospel.

2. Bidang Ekonomi

Masa Islam

Pada masa Islam, kegiatan perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah maju dengan pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi, bandar itu tidak hanya disingahi oleh pedagang prbumi, tapi juga oleh pedagang mancanegara. Pedagang dari mancanegara umumnya berasal dari arab, persia, China, bahkan dari Eropa. Derah-daerah yang paling penting atau menjadi jalur perdagangan Intenasional meliputi pesisir-pesisir Sumatera di selat Malaka, semenanjung Malaya, pesisir utara Jawa, Brunei, Sulu, dan Maluku.

Masa Penjajahan Belanda

Kebijakan ekonomi yang pertama kali di terapkan adalah tanam paksa (cultuur stelsel). Dengan tanam paksa, belanda mulai melakukan eksploitasi kekayaan alam Indonesia. Pada tahun 1870, belanda menerapkan kebijakan ekonomi pintu terbuka. Dengan kebijakan ini, dimulailah era komersialisasi, moneterisasi dan industrialisasi di Indonesia. Belanda memberi kesempatan seluas-luasnya kepada perusahaan-perusahaan swasta untuk masuk ke Indonesia, melakukan perdagangan, dan menanamkan modalnya di Indonesia. Kekuatan modal asing yang masuk ke Indonesia, secara tidak langsung telah mendorong proses industrilisasi secara lebih cepat. Muncul perkebunan perkebunan di banyak daerah yang didukung dana luar negeri.

3. Bidang Sosial dan Budaya

Masa Islam

Syiar agama Islam, serta penyebarannya di Indonesia begitu cepat dan cepat. Salah satu faktor pendukungnya adalah adanya beberapa aspek sosial dalam ajaran Islam yang tidak memberatkan serta cocok dengan masyarakat Indonesia. Aspek-aspek itu meliputi : 1). ajarannya sederhana, 2.) syaratnya mudah, 3.) tidak mengenal kasta, 4.) upacara-upacara keagamaan sangat sederhana, serta 5.) Disebarkan melalui jalan damai.
Pada masa perkembangan Islam di nusatara, dari segi budaya mengalami perkembangan yang pesat. Ditemukannya naskah-naskah Islam yang menambah khazanah budaya Islam pada masa itu. Mulai dari Hikayat Raja-raja Pasai, Sejarah Melayu, Babad Tanah Jawi, Sejarah Banten, Primbon, Suluk, Tajusalatin, dan lain-lain.

Masa Penjajahan Belanda

Dalam struktur masyarakat kolonial, masyarakat indonesia meliputi golongan eropa, asia, dan timur jauh, serta golongan pribumi . .
Golongan eropa yg tinggal di indonesia meliputi,belanda, inggris, amerika, belgia, swiss, dan perancis. golongan eropa memiliki kekuasaan besar dan status sosial mereka lbih tinggi di banding dgn golongan golongan lain yg ada di indonesia.
Golongan asia dan timur jauh yg tinggal di indonesia meliputi, bangsa cina, india, dan arab. sebagian besar adalah pedagang yg menguasai sektor perdagangan eceran, tekstil, dan mesin elektronik. status ekonomi mereka yg tinggi membuat pemerintah belanda memberikan banyak kemudahan dalam sektor perdagangan.
Golongan pribumi ialah penduduk asli indonesia dan golongan mayoritas indonesia. walaupun merupakan golongan mayoritas tapi golongan ini berada pada lapisan terbawah dalam stratifikasi sosial masyarakat kolonial di Indonesia.
Penggolongan masyarakat indonesia sebelum datangnya belanda terdiri atas golongan bangsawan (kelas atas), golongan birokrat pemerintah (kelas menengah) dan golongan rakyat jelata (kelas bawah). Setelah datangnya belanda ke indonesia, srtatifikasi masyarakat indonesia mengalami perubahan. bangsa belanda, dengan kekuasaanya mengambil alih kedudukan kaum bangsawan sebagai golongan kelas atas dalam struktur masyarakat indonesia.

4. BidangPendidikan

Masa Islam

Kerajaan Islam meliputi Samudera Pasai, Kesultanan Aceh Kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Cirebon dan Banten. Gowa-Tallo. Pendidikan Islam bersamaan dengan kegiatan dakwah Islam yang dilakukan para ulama dan para wali. Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan terkemuka dan pusat islamisasi. Masjid Demak terkenal sebagai tempat berkumpulnya berkumpulnya Walisongo yang dianggap paling berpengaruh dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Secara umum pendidikan pada masa Kerajaan Islam, selain berlangsung di dalam keluarga, pendidikan berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan lainnya, seperti: di langgar-langgar, mesjid, dan pesantren. Lembaga perguruan atau pesantren yang sudah ada sejak zaman Hindu-Budha dilanjutkan oleh para wali, ustadz, dan atau ulama Islam. Pendidikan berisi tentang tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah S.W.T.), Al-Qur’an, hadist, fikih, bahasa Arab termasuk membaca dan menulis huruf Arab.

Masa Penjajahan Belanda

Praktek pendidikan zaman kolonial Belanda ditujukan untuk mengembangkan kemampuan penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui pendidikan Barat. Diharapkan praktek pendidikan Barat ini akan bisa mempersiapkan kaum pribumi menjadi kelas menengah baru yang mampu menjabat sebagai "pangreh praja". Praktek pendidikan kolonial ini tetap menunjukkan diskriminasi antara anak pejabat dan anak kebanyakan. Kesempatan luas tetap saja diperoleh anak-anak dari lapisan atas. 
Sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan didasarkan kepada golongan penduduk menurut keturunan atau lapisan (kelas) sosial yang ada dan menurut golongan kebangsaan yang berlaku waktu itu. 
Tujuan pendidikan adalah demi kepentingan penjajah untuk dapat melangsungkan penjajahannya. Yakni, menciptakan tenaga kerja yang bisa menjalankan tugas-tugas penjajah dalam mengeksploitasi sumber dan 
kekayaan alam Indonesia. Di samping itu, dengan pendidikan model Barat akan diharapkan muncul kaum bumi putera yang berbudaya barat, sehingga tersisih dari kehidupan masyarakat kebanyakan. Pendidikan zaman Belanda membedakan antara pendidikan untuk orang pribumi. Demikian pula 
bahasa yang digunakan berbeda.  
Powered by Blogger.