Makhluk Hidup dan Lingkungannya

Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan seperti bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Seperti yang diketahui bahwa tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup sendiri di alam kehidupan ini, tetapi selalu terjadi saling ketergantungan di antara makhluk hidup tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energy surya, mineral, serta flora fauna yang tumbuh di atas tanag maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Makhluk hidup dan lingkungan sangat erat kaitannya. Semua makhluk menjalani hidup dan semua kegiatannya akan berkaitan dengan lingkungan. Makhluk hidup bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Makhluk hidup makan, minum, dan melakukan kegiatannya semuanya memerlukan lingkungan.

MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

A.    Organisasi Kehidupan

Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Sementara itu hewan peliharaan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya dapat digambarkan sebagai berikut : Individu – populasi – komunitas – ekosistem – biosfer

 1.      Individu
Individu adalah setiap anggota populasi. Dalam kehidupan sehari-hari, akan ditemukan berbagai mahluk hidup. Terkadang juga akan sulit dalam untuk menentukan individu dalam kelompok organism, misalnya memisahkan individu rumput dari lapangan rumput atau individu bamboo dari serumpun bamboo. Namun harus diingat bahwa individu selalu bersifat tunggal.
  • Contoh :  seorang manusia, seekor tikus, seekor harimau, seekor burung dan lain-lain.
2.      Populasi
Populasi adalah kumpulan makhluk hidup sejenis yang tinggal di suatu tempat. Yang dimaksud sejenis yaitu mempunyai persamaan sifat morfologi dan fisiologi dan dapat mengadakan perkawinan secara alamiah menghasilkan keturunan.
  • Contoh :  pupulasi manusia, populasi tikus, pupulasi harimau, populasi gajah.
3.      Komunitas
Komunitas adalah kehidupan bersama antara makhluk hidup yang terdiri dari beberapa populasi yang hidup bersama di suatu tempat. Suatu komunitas terikat sebagai suatu unit oleh saling ketergantungan anggota-anggotanya.  Para ahli ekologi menyebut kelompok organism tertentu dalam suatu habitat juga sebagai komunitas, misalnya komunitas burung di Pulau Burung, komunitas tumbuhan di Tangkuban Perahu.
  • Komunitas tersusun dari dua atau lebih populasi.
  • Komunitas dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
Komunitas akuatik yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di perairan, seperti parit, kolam, sungai, danau, dan laut.
Komunitas terestrial (komunitas darat) yaitu kelompok makhluk hidup yang hidup di daratan seperti di hutan, gunung, padang rumput, padang pasir, dan padang es.
  • Contoh komunitas laut yang terdiri dari populasi ikan hiu, populasi ikan pari, pupulasi gurita, populasi ubur-ubur, populasi udang, populasi kepiting, populasi cumi-cumi, populasi rumput laut, populasi kerang, dst.
  • Contoh komunitas hutan yang terdiri dari populasi pohon pinus, populasi alang-alang, populasi pohon cemara, populasi harimau, populasi rusa, populasi gajah, dst.
4.      Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem ditempati oleh banyak jenis makhluk hidup yang disebut komponen biotik, contohnya yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.  Ekosistem juga ditempati oleh benda mati yang disebut komponen abiotik, contohnya yaitu suhu, kelembaban, sinar matahari, dan mineral.
  • Ekosistem dibedakan menjadi :
Ekosistem alam yaitu ekosistem yang terbentuk dengan sendirinya (secara alami).  Contoh :  danau, sungai, padang rumput, padang pasir, dan hutan.
Ekosistem buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat.  Contoh :  sawah, ladang, kolam, dan akuarium.

5.      Biosfer
Kesatuan berbagai ekosistem, yang meliputi semua organism dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya kehidupan disebut biosfer. Dapat disimpulkan biosfer adalah permukaan bumi dimana semua mahluk hidup dapat melangsungkan semua kehidupannya.
  • Contoh :  bumi tempat tinggal kita.
B.     Hubungan Antar Mahluk Hidup
Hubungan khusus antar makhluk disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme.
1.         Simbiosis Mutualisme
Bila dua spesie mahluk hidup, hidup bersama maing-masing mendapat keuntungan dan kedua polpulasi dapat berkembang dengan baik tetapi jika keduanya terpisahkan masing-masing tidak dapat menjalankan hidup dengan baik. Dalam mutualisme hubungan tersebut mutlak diperlukan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup kedua populasi.
  • Contoh :
  1. Simbiosis antara kerbau dengan burung jalak. Burung jalak memperoleh makanan berupa serangga-serangga kecil yang menempel pada tubuh kerbau, sedangkan kerbau diuntungkan dengan hilangnya serangga-serangga kecil yang mengganggu tubuhnya.
  2. Simbiosis antara lebah dengan bunga.  Lebah mengambil nektar dari bunga sebagai makanan, sedangkan bunga diuntungkan karena lebah membantu terjadinya penyerbukan.
2.         Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang hanya menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lain.
  • Contoh :
  1. Tanaman benalu yang menempel pada pohon lain.  Benalu yang menempel pada tanaman inang akan menyerap makanan yang dihasilkan tanaman inang, akibatnya tanaman inang akan mati karena makanannya diserap oleh benalu.
  2. Kutu yang hidup pada tubuh hewan.  Kutu yang hidup di tubuh hewan mendapatkan makanan dengan menyedot darah hewan, akibatnya hewn akan kehilangan darah dan merasa gatal karena ada kutu di tubuhnya.
3.         Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antar makhluk hidup yang menguntungkan satu pihak sedangkan pihak lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
  • Contoh :
  1. Simbiosis antara tanaman anggrek dengan pohon inangnya.  Anggrek membutuhkan pohon yang tinggi sebagai tempat menempel agar memperoleh sinar matahari, sedangkan pohon tidak diuntungkan dan tidak dirugikan karena anggrek hanya menempel dan dapat membuat makanannya sendiri.
  2. Simbiosis antara ikan remora dengan ikan paus.  Ikan remora berada dekat tubuh ikan paus agar memperoleh makanan yang berupa ikan-ikan kecil, sedangkan ikan paus tidak merasa dirugikan karena ikan remora yang ukuran tubuhnya kecil tidak mengambil semua makanannya.
4.         Simbiosis Netralisme
Bila antara dua spesies individu baik dalam keadaan terpisah maupun berkumpul tidak terjadi saling merugikan atau saling menguntungkan.
  • Contoh : ayam dengan kambing di halaman rumput
5.         Predasi
Interaksi dari dua individu dalam populasi berbeda spesies berupa makan dan dimakan atau satu spesies memakan spesies lainnya, individu yang memakan disebut predator dan yang dimakan disebut mangsa.
Perbedaan simbiosis predasi dengan simbiosis parasitisme yaitu pada simbiosis parasitisme, parasit biasanya tidak membunuh induk iangnya karena jika induk inang mati, maka parasit juga akan ikut mati.
  • Contoh : harimau memakan kelinci. Harimau sebagai predator dan kelinci sebagai mangsa
6.         Kompetisi
Hubungan dua populasi yang hidup bersama dan saling mempengaruhi, akibat adanya kebutuhan-kebutuhan akan bahan yang sama, sedangkan ketersediaan bahan tersebut terbatas.
  • Contoh : beberapa ekor kambing dan sapi yang bersama-sama makan rumput di padang rumput.
7.         Antagonisme
Hubungan antara dua populasi yang bermusuhan. Kedua populasi bias hidup sendiri-sendiri tetapi jika hidup bersama maka salah satu akan mati.
  • Contoh : hubungan anjing dengan kucing, jamur penghasil antibiotic dengan bakteri.
C.    Rantai Makanan
Rantai makanan adalah hubungan yang menggambarkan peristiwa makan memakan antara makhluk hidup.
Produsen adalah penghasil bahan makanan untuk hewan pemakan tumbuhan atau herbivora.Produsen
  • Dalam rantai makanan tumbuhan berperan sebagai produsen.
  • Tumbuhan mampu membuat makanan sendiri.
Konsumen I
  • Konsumen I adalah pemakan tumbuhan (herbivora).
  • Konsumen I disebut konsumen primer.
  • Contoh :  belalang, ulat, sapi, kerbau, kambing, dll.
Konsumen II
  • Konsumen II adalah pemakan hewan lain (karnivora)
  • Konsumen II disebut konsumen sekunder.
  • Contoh :  singa, harimau, dll.
Konsumen III
  • Konsumen III adalah pemakan konsumen II (karnivora)
  • Konsumen III disebut konsumen tersier.
  • Contoh :  burung elang, manusia
Pengurai
  • Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati menjadi unsur-unsur pembentuknya.
  • Contoh :  bakteri dan jamur
Contoh Rantai Makanan :
Pada gambar di atas Padi dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh ular, dan ular dimakan oleh burung elang.
Padi sebagai Produsen, Tikus sebagai Konsumen I, Ular sebagai Konsumen II, dan burung elang sebagai konsumen III.

D.    Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Dalam suatu ekosistem, terjadi hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik.  Komponen biotik terdiri dari produsen, konsumen dan pengurai, sedangkan komponen abiotik terdiri dari cahaya, udara, air, tanah, suhu, dan mineral.
Keberadaan komponen-komponen tersebut dikontrol secara alami oleh alam sehingga terjadi suatu keadaan yang disebut keseimbangan ekosistem.  Keseimbangan ekosistem ditandai dengan tidak terputusnya rantai makanan.  Tetapi tanpa sadar sebagian besar aktivitas manusia telah mengganggu kontrol alami terhadap keseimbangan ekosistem.
1.         Pencemaran Lingkungan
Untuk meningkatkan kulitas hidupnya manusia berusaha memanfaatkan kekayaan alam yang berada di lingkungannya. Kekayaan alam tersebut berupa komponen biotic maupun abiotik yang kita kenal sebagai sumber daya alam. Melalui akal pikiran manusia menciptakan peralatan berupa mesin dan alat-alat bantu teknologi tinggi untuk dapat menghasilkan produk yang berlimpah dalam waktu yang singkat. Namun dalam kenyataannya, kualitas yang hendak dicapai masih sulit dijangkau. Hal ini disebabkan karena adanya dampak negative dari industry dan teknologi terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam yang berarti akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Pengertian pencemaran sendiri adalah masuknya bahan atau energy ke dalam lingkungan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktifitas manusia serta organisme lainnya.
Berdasarkan mediumnya, pencemaran dikelompokkan menjadi :
a.        Pencemaran air
Air dikatakan tercemar jika mendapatkan zat atau bahan atau kondisi dalam air yang menurunkan kualitas sesuai dengan standar peruntukannya. Misalnya sumber air minum yang tidak sesuai lagi digunakan untuk air minum. Air sungai yang tidak layak lagi digunakan untuk cuci dan mandi. Sumber polutan pencemaran air terutama adalah limbah industri dan rumah tangga, sampah padat maupun cair, buangan daerah pertanian berupa pupuk dan pestisida, serta tumpahan minyak.
b.        Pencemaran udara
Pencemaran udara terjadi bila ke dalam udara masuk satu atau lebih bahan kimia dalam konsentrasi tinggi atau mempunyai kondisi fisik seperti panas tinggi yang dapat berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan atau materi lainnya.
c.         Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berkaitan erat dengan pencemaran air dan udara. Air permukaan yang tercemar dapat masuk ke dalam tanah dan menimbulkan pencemaran tanah. Sedangkan pencemar yang terdapat di udara bersama-sama air hujan akhirnya akan mencemari tanah pula. Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh sampah .

2.         Aktivitas Manusia yang Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepan dari aktifitas. Aktifitas tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Beberapa aktifitas yang mereka lakukan dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Berikut contoh aktifitas / kegiatan manusia yang dapat mengganggu lingkungan :
1.      Penebangan hutan secara liar.
Penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan  :
  • Hilangnya tempat tinggal dan tempat berlindung hewan yang hidupdi dalamnya.
  • Akar tanaman tidak dapat menahan hujan sehingga menyebabkan tanah longsor atau erosi.
  • Tanah yang longsor menyebabkan air sungai menjadi keruh sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai tumbuhan yang ada di dasar di bawah air sungai.
  • Tumbuhan-tumbuhan tersebut akan mati sehingga hewan yang bergantung pada tumbuhan tersebut juga akan mati.
  • Berkurangnya resapan air hujan sehingga dapat menyebabkan banjir.
2.      Penambangan terbuka.
Penambangan terbuka menyebabkan   :
  • Hutan hujan lebat menjadi gurun tandus dan mati sehingga tidak ada lagi tumbuhan yang dapat hidup di sana.
  • Limbah dari sisa pertambangan menyebabkan sungai menjadi keruh dan coklat.
  • Zat kimia yang digunakan dalam proses penambangan dibuang ke aliran sungai sehingga membunuh ikan dan satwa lainnya.
3.      Pembuangan sampah atau limbah.
Pembuangan sampah atau limbah yang dibuang ke sungai menyebabkan :
  • Sungai menjadi tercemar dan airnya tidak dapat digunakan.
  • Makhluk hidup yang bergantung pada air sungai akan kesulitan mencari air bersih.
4.      Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
Penggunaan pupuk yang berlebihan menyebabkan :
  • Sebagian pupuk yang tidak diserap oleh tumbuhan akan terbuang bersama aliran air.
  • Pupuk tersebut banyak mengandung hara mineral menyebabkan perkembangbiakan tumbuhan air menjadi cepat.
  • Permukaan air dipenuhi oleh tumbuhan air, sehingga sinar matahari terhalang masuk ke dalam perairan.
  • Proses fotosintesis fitoplankton menjadi terhambat sehingga kadar oksigen dalam air menurun dan menyebabkan kematian masal penghuni perairan.
Penggunaan pestisida yang berlebihan menyebabkan :
  • Mematikan makhluk hidup sealin hama pertanian yang sebenarnya bermanfaat.
  • Hama menjadi kebal terhadap pestisida sehingga menjadi ledakan jumlah hama.
5.      Perburuan liar
Perbruan liar menyebabkan berkurangnya jumlah hewan bahkan lama kelamaan akan punah.
6.      Penangkapan ikan tanpa terkendali
  • Penggunaan dinamit dan pukat harimau menyebabkan ikut terbunuhnya ikan yang masih muda dan menyebabkan rusaknya terumbu karang.
  • Penggunaan jaring bermata kecil menyebabkan ikan kecil dan ikan yang belum dewasa juga ikut tertangkap sehingga menghambat proses regenerasi ikan.
  • Penangkapan ikan saat musim kawin menyebabkan terhambatnya proses regenerasi ikan karena ikan yang tertangkap belum sempat berkembang biak.
7.      Perusakan terumbu karang
Perusakan terumbu karang menyebabkan rusaknya kehidupan ribuan makhluk yang saling bergantung, karena terputusnya rantai makanan dalam ekosistem terumbu karang.

Sumber: Sumardi, dkk. 2007. Konsep Dasar IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Powered by Blogger.