Azan dan Iqomah

Azan

Setiap tiba waktu salat kita akan mendengar azan dikumandangkan. Azan secara bahasa artinya seruan, panggilan, pemberitahuan atau ajakan. Azan merupakan pemberitahuan bahwa waktu salat fardu telah tiba.

Azan disyariatkan pertama kali pada tahun ke satu Hijriyyah. Orang yang mengumandangkan azan disebut muazin. Di masa Rasulullah, orang yang pertama kali mengumandangkan azan adalah Bilal bin Rabbah. Dia adalah seorang hamba sahaya yang disiksa oleh majikannya karena masuk Islam. Tubuhnya ditelentangkan di padang pasir dan ditindih dengan batu besar. Akhirnya dia dimerdekakan oleh Abu Bakar As Siddiq. Bilal adalah salah satu sahabat Rasulullah yang memiliki suara sangat merdu, maka setelah merdeka dia diberi tugas oleh Rasulullah untuk mengumandangkan azan pada setiap waktu salat telah tiba.

Hukum mengumandangkan azan adalah sunah, meskipun demikian kita tidak boleh menganggap ringan azan karena azan memiliki beberapa keutamaan.
Rasulullah bersabda:
قال رسول الله اذا اذن المؤذن اذبر الشيطان
Artinya: Berkata Rasulullah, “ketika azan dikumandangkan maka setan menjauh”.

Mengumandangkan azan hukumnya sunah. Bagi yang mendengarkan azan juga disunahkan untuk menjawabnya dengan menirukan lafaz yang dibaca oleh muazin namun hanya dibaca sekali. Khusus untuk lafaz “hayya ‘alas salah” dan lafaz “hayya ‘alal falah” lafaz jawabannya adalah “la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil azim”. Sebagaimana telah dijelaskan dalam hadis Rasul berikut ini:
قال رسول الله اذا سمعتم النداءفقولوا مثل ما يقول المؤذن
Artinya “Berkata Rasulullah, ketika kalian mendengar azan maka jawablah seperti yang diucapkan oleh muazin.
سوى الحيعلتين فيقول لا حول ولا قوة الا بالله
Artiny: Kecuali kalimat hayya yang dua (hayya ‘alas salah dan hayya ‘alal falah) maka jawablh la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azim

Di bawah ini adalah lafaz:
Bacaan muazin (yang azan)
Jawaban mustami’ (yang mendengar)
الله اكبر الله اكبرΧ2
Allahu akbar
(Allah Maha Besar)
الله اكبر الله اكبرΧ2
Allahu akbar
(Allah Maha Besar)
اشهد ان لا اله الا الله2Χ
Asyhadu an la ilaha illallah 2X
(aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)
اشهد ان لا اله الا الله2Χ
asyhadu an la ilaha illallah 2x
(aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah)
اشهدان محمدا رسول الله2Χ
Asyhadu anna muhammadan rasulullah 2X
(aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah)
اشهدان محمدا رسول الله2Χ
asyhadu anna muhammadan rasulullah2x
(aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah)
حي على الصلاة2Χ
Hayya alal salah 2X
(mari kita salat)
لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم la haula wa la quwwata illa billahil aliyyil ‘azim 2x(tidak ada daya dan kekuatan kecuali milik Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung)
حي على الفلاح2Χ
Hayya alal falah 2X
(mari mencapai kemenangan)
لا حول ولا قوة الا بالله علي العظيم
la haula wa la quwwata illa billahil aliyyil ‘azim
(tiada daya dan kekuatan kecuali atas izin Allah)
الله اكبر الله اكبر
Allahu akbar
(Allah Maha Besar)
الله اكبر الله اكبر
allahu akbar 2x
(Allah Maha Besar)
لا اله الا الله
Lailaha illallah 1X
(Tiada Tuhan selain Allah)
لا اله الا الله
la ilaha illallah 1x
(Tiada Tuhan selain Allah)

Berdasarkan riwayat yang dituturkan oleh Imam Ahmad, azan subuh memiliki bacaan tertentu yang membedakan dengan azan salat lainnya, yaitu setelah lafaz حي على الفلاح ditambah satu bacaan lagi.

Lafaz tersebut adalah sebagai berikut:
Bacaan muazin (yang azan)
Jawaban mustami’ (yang mendengar)
الصلاة خير من النوم
assalatu khairun minan naum
(salat itu lebih baik dari pada tidur)
صدقت وبررت وانا على ذلك من الشاهدين
Sadaqta wa bararta wa ana ‘ala zalika minasy syahidin
(Kebenaran dankeberkahan dan aku atas yang demikian adalah termasuk orang-orang yang menyaksikan)
Adapun setelah muazin mengumandangkan azan, kita disunahkan membaca doa sesudah azan. Lafaz doa sesudah azan adalah sebagai berikut:
اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمةاتى سيدنا محمداالوصيلة والفضيلة والشرف والدرجة العالية الرفيعة وبعثه مقاما محموداالذي وعدته انك لا تخلف الميعاد.
Allahumma rabba hazihid da’watit tammati wassalatil qaimati ati sayyidina muhammadanil wasilata wal fadilah wasy syarafa waddarajatal ‘aliyatarrafi’ah wab’ashu maqamam mahmudanil lazi wa’adtahu innaka la tukhliful mi’ad.

“Ya Allah pemelihara seruan dan salat yang tegak ini. Berikanlah kepada Nabi Muhammad karunia, wasilah, keutamaan, kemuliaan dan derajat yang luhur dan tinggi. berikanlah kepadanya kedudukan terpuji yang telah engkau janjikan kepadanya karena sesungguhnya Engkau tidak akan menyalahi janji.”

Iqamah

Bila salat jama’ah sudah akan dimulai maka dibacakan iqamah. Iqamah berasal dari bahasa arab “qama” yang artinya berdiri. Iqamah adalah pemberitahuan bahwa salat jama’ah akan segera dimulai. Azan dan Iqamah hukumnya ada yang mengatakan sunnah tapi juga ada yang mengatakan fardhu kifayah. Jika iqamah sudah dikumandangkan maka para jamaah harus segera berdiri dan menata saf. Lafaz iqamah hampir sama dengan lafaz azan. Perhatikan lafaz iqamah di bawah ini!
  • الله اكبر الله اكبر
Allahu akbar, Allahu akbar
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar”
  • اشهد ان لا اله الا الله
Asyhadu an lailaha illallah
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah”
  • اشهدان محمدا رسول الله
Asyhadu anna muhammadan rasulullah
“Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”
  • حي على الصلاة
Hayya ‘alas salah
“Mari menuju salat”
  • حي على الفلاح
Hayya ‘alal falah
“Mari mencapai kemenangan”
  • قد قامت الصلاة
Qad qamatis salah 2X
“Sungguh salat telah didirikan”
  •  الله اكبر الله اكبر
Allahu akbar, Allahu akbar
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar”
  •  لا اله الا الله
La ilaha illallah
“Tiada Tuhan selain Allah”
Setelah lafaz iqamah selesai dikumandangkan, kita disunahkan membaca doa sebagai berikut:
اقامها الله وادامهاوجعلنى من صالحي اهلها
Aqamahallahu wa adamaha wa ja’alani min salihi ahliha.
“Semoga Allah mendirikan salat itu dengan kekal dan semoga juga Allah menjadikan aku termasuk di antara golongan (orang-orang) sebaik-baik ahli salat.”
Perbedaan azan dan iqamah:
  • Azan dibaca jika waktu salat telah tiba sedangkan iqamah dibaca saat salat jama’ah akan dimulai.
  • Lafal azan dibaca dua kali-dua kali kalau iqamah cukup dibaca sekali.
  • Azan hanya boleh dikumandangkan laki-laki kalau iqamah boleh dikumandangkan perempuan.
  • Azan dibaca nyaring dan lamban kalau iqamah agak cepat.
  • Dalam iqamah terdapat lafal “qad qamatis salat 2 x” kalau dalam azan tidak.
Syarat Muazin:
  1. Laki-laki
  2. Beragama Islam
  3. Mumayyiz
  4. Disunahkan dalam keadaan suci dari hadas besar maupun hadas kecil
Sumber: damaruta.blogspot.com dari sooal.blogspot.com
Powered by Blogger.